ANATOMI SISTEM UROGENITAL DAN REPRODUKSI
Sistem
perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama
mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya
adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak
fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Sistem
perkemihan melibatkan 6 organ, yaitu:
-
Ginjal
-
ureter
-
Kandung Kemih
-
Saluran Kencing (Uretra)
Organ yang
paling berperan dalam hal ini adalah Ginjal (Renal; Kidney).
ANATOMI GINJAL
Ginjal
merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisicolumna vertebralis,
di bawah liver dan limphe. Di bagian superior ginjal terdapat adrenal gland(juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal
bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakangperitonium yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh
iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
(lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah
oleh hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan
ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang dewasa, panjang ginjal
sekitar 12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm dan beratnya ± 140
gram ( pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram)
Kedua ureter
merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25 ningga 30 cm),
terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine
ke vesica urinaria.
Vesica
urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakang
simfisis pubis. Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine,
dan (2) mendorong urine keluar dari tubuh.
Potongan
longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu Korteks dan
medula.
1.
Korteks : bagian
luar dari ginjal
2.
Medula : Bagian
dalam dari ginjal
3.
Piramid : Medula
yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga
4.
Kolumna Bertini ;
Bagian korteks yang mengelilingi piramid.
5.
Papilaris berlini :
Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari
banyak duktus pengumpul.
6.
Pelvis: Reservoar
utama sistem pengumpulan ginjal.
7.
Kaliks minor:
bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan karena
adanya duktus papilaris yang masuk ke bagian pelvis ginjal.
8.
Kaliks mayor:
Kumpulan dari beberapa kaliks minor.
Unit
fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5
juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
NEFRON
Di ulangi
lagi. Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal
mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi
yang sama.
Dapat
dibedakan dua jenis nefron:
1.
Nefron kortikalis
yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan
lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan
penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
2.
Nefron
juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari
korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan
turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke
cortex.
Bagian-bagian
nefron:
a. Glomerolus
Suatu
jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian
bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian
air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari
tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi
oleh kapiler glomerolus.
c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:
1.Tubulus proksimal
Tubulus
proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan
mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2.Lengkung Henle
Lengkung
henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars descendens
yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars ascendens
yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian bawah dari lengkung henle
mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan
bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung
henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi
bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam
mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
3.Tubulus distal
Berfungsi
dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus
pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap
duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya
(urin) ke dalam pelvis ginjal.
TP Nomor 1: Tulis ulang
tentang anatomi ginjal Tanpa menggunakan istilah Kesehatan atau bahasa latin
dan yunani nya.. (menggunakan bahasa Indonesia).
FISIOLOGI GINJAL
Ginjal
memiliki fungsi yaitu:
1.
Pengeluaran zat
sisa oranik
2.
Pengaturan
konsentrasi ion-ion penting
3.
Pengaturan
keseimbangan asam-basa tubuh
4.
Pengaturan produksi
sel darah merah
5.
Pengaturan tekanan
darah
6.
Pengendalian
terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
7.
Pengeluaran zat
beracun
TP Nomor 2: Jelaskan proses
fungsi ginjal di atas.
Adapun proses
pembentukan urin dapat di download di sini.
TP Nomor 3: Jelaskan proses pembentukan urin sesuai dengan video animasinya.
TP Nomor 3: Jelaskan proses pembentukan urin sesuai dengan video animasinya.
TP Nomor 4: buatlah daftar
istilah untuk Sistem Urinaria, Contoh :
Istilah
|
Arti (dari
literature)
|
Penjabaran dari
arti
|
superior
|
(dalam anatomi)
terletak paling atas dalam tubuh dalam kaitannya dengan struktur atau
permukaan lain.
|
Istilah yang
digunakan untuk menunjukkan letak di atas dari…..
Misal:
bagian superior ginjal =
bagian atas ginjal
|
dan selanjutnya……
|
…….
|
……
|
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Siregar, Harris,
dkk. 1995. Sistem Urogenitalia Fisiologi Ginjal, Edisi ketiga. Bagian Ilmu
Fisiologi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.
2.
Pricw, Lorraine,
2006, pathophysioloy: clinical concepts of disease processes, 6/E, Alsevier
Science.
3.
Sherwood. Fisiologi
manusia dari sel ke sistem
SISTEM PERKEMIHAN
Struktur organ sistem urinaria
·
Membuang sisa metabolisme :
·
Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum,
creatinin, uric acid.
·
Racun-racun/Toxins
·
Obat-obat/Drugs
Fungsi
Sistem Perkemihan
·
Pengaturan homeostasis :
·
Keseimbangan air
·
Elektrolit
·
Keseimbangan asam-basa darah
·
Tekanan darah
·
Produksi darah merah
·
Mengaktifkan vitamin D
Organ
sistem perkemihan
·
Ginjal/Kidneys
·
Ureter/Ureters
·
Kandung kemih
(urinary
bladder)
·
Uretra/Urethra
Bagian
Ginjal
·
Renal cortex – outer region
·
Renal medulla – inside the cortex
·
Renal pelvis – inner collecting tube
Nephrons
·
Struktur dan
fungsi unit terkecil ginjal
·
Bertanggungjawab membentuk urine
·
Struktur nephrons :
·
Glomerulus
·
Renal tubule (tubulus renalis)
Bentuk
Nephrons
·
Cortical nephrons
·
Berada pada cortex
·
Sebagian besar nephrons
Bentuk
Nephrons
·
Juxtamedullary nephrons
·
Dijumpai pada batas cortex dan medulla
Glomerulus
·
Jaringan Kapiler khusus
·
Melekat pada arterioles kedua sisi
·
afferent arteriole
·
efferent arteriole
·
Berada dlm glomerular capsule
(bag.pertama renal tubule)
Renal
Tubule
·
Glomerular (Bowman’s) capsule
·
Proximal convoluted tubule
·
Loop of Henle
·
Distal convoluted tubule
·
Filtration
(filtrasi)
b.
Reabsorption
(reabsorpsi)
c.
Secretion
(sekresi)
Filtrasi
(Filtration)
·
Air dan senyawa-senyawa kecil proteins
dapat melewati dinding kapiler
·
Sel-sel darah tak
dapat melewati dinding kapiler
·
Filtrate (hasil
filtrasi) dikumpulkan glomerular capsule, kemudian ke renal tubule
(Reabsorpsi)
Reabsorption
·
Peritubular capillaries menyerap :
·
Air
·
Glucosa
·
Asam amino
·
Ion-ion
·
Penyerapan sebagian besar terjadi pada
proximal convoluted tubule
Zat
yang tak direabsorbsi
·
Sisa metabolisme Nitrogenous
·
Urea
·
Uric acid
·
Creatinine
·
Air yang berlebihan
Sekresi
(Secretion)
(Kebalikan
Reabsorpsi)
·
Beberapa zat berpindah dari
peritubular capillaries ke renal tubules
·
Hydrogen and potassium ions
·
Creatinine
·
Zat-zat
meninggalkan renal tubule berpindah ke ureter
Karakteristik
Urine digunakan untuk Diagnosa
·
Warna kuning disebabkan pigment urochrome
(dari penghancuran hemoglobin) and zat-zat terlarut lain
·
Steril
·
Sedikit beraroma
·
pH Normal sekitar 6 (4.5-8)
·
Specific gravity : 1.001 to 1.035
Ureter
·
Saluran “Tube”
yang melekat pada ginjal dan menuju ke Kandung kemih (bladder)
·
Merupakan lanjutan renal pelvis
·
Masuk melalui
bagian posterior kandung kemih
·
Peristalsis
membantu gaya grafitasi untuk memindahkan urine.
Kandung
kemih
(Bladder/Vesica
Urinaria)
·
“Smooth”, “collapsible”, kantong
berotot.
·
Menampung/menyimpan urine sementara
Kandung
kemih
·
Trigone – tiga pembukaan
·
Dua dari ureter
·
Satu ke urethrea
Dinding
Kandung kemih
·
3 Lapisan otot polos (detrusor muscle)
·
Mukosa : “transitional epithelium”
·
Dinding : tebal
dan berlipat saat kandung kemih kosong
Urethra
·
Tube berdinding tipis yang memindahkan
urine dari kandung kemih ke luar tubuh degan gerak peristalsis
·
Pengeluaran urine diatur oleh dua
katup (sphincters)
·
Internal urethral sphincter (tanpa
sadari/involuntary)
·
External urethral sphincter
(disadari/voluntary)
Berkemih
(Micturition/Voiding)
·
Kedua katup (sphincter) otot harus
terbuka agar dapat berkemih
·
Internal urethral sphincter :
direlakskan setelah peregangan kandung kemih
·
Pengkatifan ini berasal dari impulse
dikirim ke spinal cord dan kemudian balik melalui saraf pelvic splanchnic
·
External urethral
sphincter : harus direlakskan secara sadar
ANATOMI GINJAL
Secara anatomis, ukuran ginjal ± panjang = 11,25 cm, lebar = 5 cm, tebal = 2,5 cm. Posisi di T12 – L3 dibelakang abdomen, Posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena terdesak oleh hepar
Lapisan-lapisan pembungkus ginjal :
1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan ureter
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk melindungi ginjal dari trauma
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan menghubungkannya dg dinding abdomen posterior. Jaringan flexibel memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas, mencegah penyebarab infeksi dari ginjal ke yang lain.
ANATOMI INTERNAL
Dari dalam keluar: Renal Pelvis, Medulla dan Korteks
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medula dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian tengah gunjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kencing.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal mengalirkan urin ke kalliks minor.yang
Secara anatomis, ukuran ginjal ± panjang = 11,25 cm, lebar = 5 cm, tebal = 2,5 cm. Posisi di T12 – L3 dibelakang abdomen, Posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena terdesak oleh hepar
Lapisan-lapisan pembungkus ginjal :
1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan ureter
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk melindungi ginjal dari trauma
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan menghubungkannya dg dinding abdomen posterior. Jaringan flexibel memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas, mencegah penyebarab infeksi dari ginjal ke yang lain.
ANATOMI INTERNAL
Dari dalam keluar: Renal Pelvis, Medulla dan Korteks
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medula dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor. Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian tengah gunjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi. Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kencing.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal mengalirkan urin ke kalliks minor.yang
Anatomi Ureter
Ureter memiliki panjang sekitar 25-30 cm. Ureter berfungsi mentransport urin dari ginjal ke kandung kemih. Terdiri dari tiga lapis yaitu epitel mukosa pada bagian dalam, otot polos pada bagian tengah dan jaringan ikat pada bagian luar.
Anatomi kandung kecing
Kandung kencing/kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis, berfungsi menampung urin untuk sementara waktu. Terdapat segitiga bayangan yang terdiri atas 3 lubang yaitu 2 lubang ureter dan satu lubang uretra pada dasar kandunng kemih yang disebut dengan trigonum/trigon. Lapisan dinding kandung kencing (dari dalam keluar): lapisan mukosa, submukosa, otot polos dan lapisan fibrosa.Lapisan otot disebut dengan otot detrusor. Otot longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan sirkular pada bagian tengah.
Ukuran kandung kencing berbeda-beda. Pda usia dewasa kandung kencing mampu memnampung sekitar 300-500 ml urin. Pada keadaan tertentu kandung kencing dapat menampung dua kali lipat lebih jumlah keadaan normal.
Anatomi uretra
Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh. Uretra terbentang dari dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna. Pada laki-laki panjangnya sekitar 20 cm sedangkan pada wanita panjangnya sekitar 3-5 cm.
Ureter memiliki panjang sekitar 25-30 cm. Ureter berfungsi mentransport urin dari ginjal ke kandung kemih. Terdiri dari tiga lapis yaitu epitel mukosa pada bagian dalam, otot polos pada bagian tengah dan jaringan ikat pada bagian luar.
Anatomi kandung kecing
Kandung kencing/kandung kemih terletak dibelakang simpisis pubis, berfungsi menampung urin untuk sementara waktu. Terdapat segitiga bayangan yang terdiri atas 3 lubang yaitu 2 lubang ureter dan satu lubang uretra pada dasar kandunng kemih yang disebut dengan trigonum/trigon. Lapisan dinding kandung kencing (dari dalam keluar): lapisan mukosa, submukosa, otot polos dan lapisan fibrosa.Lapisan otot disebut dengan otot detrusor. Otot longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan sirkular pada bagian tengah.
Ukuran kandung kencing berbeda-beda. Pda usia dewasa kandung kencing mampu memnampung sekitar 300-500 ml urin. Pada keadaan tertentu kandung kencing dapat menampung dua kali lipat lebih jumlah keadaan normal.
Anatomi uretra
Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh. Uretra terbentang dari dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna. Pada laki-laki panjangnya sekitar 20 cm sedangkan pada wanita panjangnya sekitar 3-5 cm.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
ANATOMI
DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
dr.Isna
Qadrijati,MKes
Disampaikan
pada acara SIMPOSIUM REPRODUCTIVE HEALTH WOMEN DURING THE LIFE CYCLE, Aula PKU
RS.Muhammadiyah Surakarta, tanggal 19 September 2011
PENDAHULUAN
Pengetahuan
tentang Anatomi dan Fisiologi sistem reproduksi pada manusia merupakan ilmu
yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku kesehatan reproduksi khususnya para
wanita. Dalam makalah ini akan dibahas dua hal yaitu tentang
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA yng menerngkan tentang Anatomi Saluran
Reproduksi Laki-laki dan Anatomi Saluran Reproduksi Wanita. Selain itu juga
dibahas mengenai FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA yang meliputi :
Pubertas pada Anak laki-laki,Pubertas pada Anak wanita,Fisiologi reproduksi
laki-laki,Siklus mestruasi,Respon Seksual Manusia,Fertlisasi dan terjadinya
kehamilan, serta Menopause.
ANATOMI
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Organ
reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus
urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat
ditentukan, tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).
1. Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki
TESTIS
Testis
merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4
cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis
yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang
memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis. Tunika vaginalis
dibentuk dari peritoneum intraabdomen yang bermigrasi ke dalam skrotum
primitive selama perkembangan genetalia interna pria, setelah migrasi ke dalam
skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis) akan
menutup.
EPIDIDIMIS
Merupakan suatu
struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis. Epididimis
dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur yang disebut
duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm. Duktus ini berawal
dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berliku-liku, kemudian
berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas deferens. Epididimis
merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma.
SCROTUM
Skrotum pada dasarnya
merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis dari
cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat sensitive
terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga tubuh, suhu di
dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di dalam abdomen.
VAS DEFERENS
Vas deferens merupakan
lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung
bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam bentuk gulungan-gulungan
bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini melewati korda
spermatika menuju abdomen.
VESICULA SEMINALIS
Merupakan sepasang
struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di depan
rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat
pada kandung kemih daripada pada rectum. Pasokan darah ke vas deferens dan
vesikula seminalis berasal dari arteri vesikulkaris inferior. Arteri ini
berjalan bersama vas deferens menuju skrotum beranastomosis dengan arteri
testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan menuju ke nodus iliaka interna
dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume
cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah
fruktosa dan prostaglandin.
KELENJAR PROSTAT
Kelenjar prostat
merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan
sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ ini
mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di
belakang simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai zona
transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan
duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat aliran
urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut.
PENIS
Penis terdiri jaringan
kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan yaitu permukaan
posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan dorsal. Jaringan
erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang korpus
kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian tengah. Ujung penis disebut
glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus
spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke
proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan
pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada
wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus.
1. Anatomi Saluran Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita
secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi wanita yang terdapat di luar dan
di dalam tubuh. Organ reproduksi wanita ada di dalam rongga pelvis.
RONGGA PELVIS
Terletak di bawah,berhubungan
dengan rongga abdomen, dibentuk oleh os iski dan os pubis pada sisi samping dan
depan, os sakrum dan os koksigis membentuk batas belakang dan pinggiran pelvis
dibentuk oleh promontorium sakrum di belakang iliopektinal sebelah sisi samping
dan depan dari tulang sakrum (Syaifudin,1997).
PINTU KELUAR PELVIS
(PINTU BAWAH)
Dibatasi oleh os
koksigis dibelakang simfisis pubis, di depan lengkung os pubis,os iski, serta
ligamentum yang berjalan dari os iski dan os sakrum disetiap sisi, pintu keluar
ini membentuk lantai pelvis (Syaifudin,1997).
ISI PELVIS
Kandung kemih dan dua
buah ureter terletak dibelakang simfisis, kolon sigmoid sebelah kiri fosa
iliaka dan rektum terletak di sebelah belakang rongga mengikuti lengkung
sakrum. Kelenjar limfe, serabut saraf fleksus lumbosakralis untuk anggota gerak
bawah cabang pembuluh darah a.iliaka interna dan v.iliaka interna berada di
dalam pelvis (Syaifudin,1997).
Genetalia pada wanita
terpisah dari urethra, dan mempunyai saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a.
ALAT GENITALIA LUAR (VULVA)
Vulva terbagi atas
sepertiga bagian bawah vagina,klitoris, dan labia.Hanya mons dan labia mayora
yang dapat terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda interna
mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka interna
bagian posterior, sedangkan aliran limfatik dari vulva mengalir ke nodus
inguinalis.
Alat genetalia luar
terdiri dari :
1). Mons veneris/pubis
(Tundun)
Bagian yang menonjol
berupa tonjolan lemak yang besar terletak di di atas simfisis pubis. Area
ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas (Syaifudin, 1997).
2). Labia Mayora (bibir
besar)
Dua lipatan dari kulit
diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora banyak mengandung urat syaraf (Syaifudin,
1997). Labia mayora merupakan struktur terbesar genetalia eksterna wanita dan
mengelilingi organ lainnya, yang berakhir pada mons pubis.
3) Labia Minora (bibir
kecil)
Berada di sebelah dalam
labia mayora. Jadi untuk memeriksa labia minora, harus membuka labia mayora
terlebih dahulu.
4). Klitoris (Kelentit)
Sebuah jaringan ikat
erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang hijau yang dapat mengeras dan
tegang (erectil) yang mengandung urat saraf (Syaifudin, 1997), jadi homolog
dengan penis dan merupakan organ perangsang seksual pada wanita.
5). Vestibulum
(serambi)
Merpakan rongga yang
berada di antara bibir kecil (labia minora), muka belakang dibatasi oleh
klitoris dan perineum. Dalam vestibulum terdapat muara-muara dari : liang
senggama (introitus vagina),urethra,kelenjar bartolini, dan kelenjar skene kiri
dan kanan (Syaifudin, 1997).
6). Himen (selaput
dara)
Lapisan/membran tipis
yang menutupi sebagian besar dari liang senggama, ditengahnya berlubang supaya
kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada bagian
ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit. Konsistensinya ada
yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari (Syaifudin,1997). Himen mungkin tetap ada selama pubertas
atau saat hubungan seksual pertama kali.
7). Perineum
(kerampang)
Merupakan bagian
terendah dari badan berupa sebuah garis yang menyambung kedua tuberositas iski,
daerah depan segitiga kongenital dan bagian belakang segitiga anal, titik
tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah
depan anus
Terletak diantara vulva
dan anus, panjangnya lebih kurang 4 cm (Syaifudin, 1997).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar